Banjir Karawang (1)
Teluk Jambe
Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat adalah salah satu wilayah dari 10 kecamatan yang wilayahnya terendam air. Daerah yang bisa dikatakan tidak pernah banjir itu, ternyata lebih dari sepekan yang lalu air bah memasuki wilayahnya.. mulai dari sore hari air sudah mengenai sampai sebetis orang dewasa, lalu pukul 11 malam air sudah masuk kerumah setinggi 1,5- 2 meter. Padahal, wilayahnya saat itu tidak hujan. Karawang, adalah daerah panas, jarang terjadi hujan.. Ternyata, air itu datang karena luapan Sungai Citarum, dimana curah hujan begitu tinggi di daerah hulu sungai. Keadaan diperparah dengan rusak parahnya daerah sekitar aliran sungai dari hulu hingga hilir dan meluapnya air dari Bendungan Jatiluhur.
Tak pelak banyak sawah yang tadinya siap panen, ternyata harus mengalami puso. Kondisinya rusak sehingga gagal panen. Menurut Biro Pusat Statistik, produksi padi Jawa Barat diprediksi turun 3,1 persen menjadi 10,92 persen pada tahun 2009. Salah satunya karena banyak lahan sawah yang puso akibat kebanjiran. Padahal, Jawa Barat merupakan wilayah lumbung padi nasional. Kini hanya bisa menyumbang sebanyak 18 persen produksi padi nasional. Bila kerusakan sawah semakin meluas, maka bisa jadi ketahanan pangan terancam.
Senin, 29 Maret 2010, kami dari Pengkajian Al Husna yang diketuai oleh Ibu Mirna Antonio Syafii berkesempatan mengunjungi salah satu wilayah yang terkena banjir, yakni Dusun Keraba Indah, Kelurahan Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur. Saat itu banjir sudah surut, yang terlihat adalah tumpukan sampah dan lumpur. Tampak disana-sini kasur, bantal guling, kursi dan perabotan rumah tangga lainnya
berserakan.. Para penduduknya sibuk membersihkan rumah.. bau lumpur sangat mnyengat hidung.. Kami diterima di Masjid Miftahul Jannah. Menurut Pak Diah, salah satu pengurus masjid, bahwa daerah mereka jarang banjir, bahkan jarang hujan.. sampai tiba-tiba air menggenangi wilayahnya dan sungguh tidak menyangka, tiba-tiba malam hari air sudah masuk, begitu cepat hingga pukul 11 malam sudah separuh tinggi bangunan rumah terendam. Bersyukur, warga sudah dipersiapkan mengungsi sejak sore ketika awal tergenang sehingga tidak ada korban jiwa. Namun mereka tidak berhasil menyelamatkan perabotannya..
Tidak banyak bantuan yang kami berikan, bahkan bisa dibilang tidak ada apa-apanya.. tapi kami ingin membantu setidaknya untuk anak-anak dan balita agar kebutuhan gizi mereka tetap terpenuhi. Bantuan berupa paket bingkisan terdiri dari susu bubuk, susu siap minum (UHT), makanan bayi dan aneka biskuit serta minyak kayu putih. Kami juga memberikan untuk para ibu bingkisan kebutuhan wanita, antara lain pakaian dalam dan pembalut. Berharap mudah-mudahan sedikit bantuan ini bermanfaat.
Insya Allah, dalam waktu dekat kami akan mengadakan kunjungan kembali ke wilayah pertanian dimana banyak petani mengalami kerugian akibat rusaknya sawah mereka. Tentu saja fokus kami untuk anak-anak dan wanita. Sebab bila terjadi musibah atau bencana, tentu anak-anak yang paling menderita, jangan sampai mereka kelaparan atau kekurangan gizi. Bila ada yang berminat untuk berpartisipasi. Silahkan.. Hayuukk..
Terimakasih untuk Ibu Trias Sutisna atas bantuannya, untuk Mbak Hasnah dan Mbak Dina, dua wanita perkasa.. belanja sampai pukul 11 malam, juga Ambar dan ibu2 lainnya yang bantu packing sampai pegal. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua. Amiin.
Sungai Citarum
Jakarta 30 Maret 2010
-meita-
0 comments:
Posting Komentar